DALAM KEADAAN LAPAR
- Rincian
- Diterbitkan hari Jum'at, 08 Juli 2016 00:00
- Ditulis oleh Nugie Stine
- Dibaca: 10847 kali
Baca: Matius 4:1–11
Setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. (Matius 4:2)
Bacaan Alkitab Setahun:
Mazmur 78-80
Dr. Billy Graham pernah menulis tentang perbedaan antara kenyang dan lapar. Adam dan Hawa dalam keadaan kenyang. Mereka bisa memilih beraneka macam buah di taman Eden, namun mereka kalah oleh tipu muslihat Iblis. Berbeda dengan Yesus. Dia lapar karena tidak makan selama 40 hari 40 malam, tetapi Dia menang atas tipu muslihat Iblis.
Saat lapar, Yesus tetap percaya akan perkataan Bapa bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, melainkan dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (ay. 4). Saat perut kosong, Yesus tidak menjatuhkan diri-Nya dari bubungan bait Allah, tetapi berpegang pada perkataan Bapa, “Janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu!” (ay. 7). Saat perut menuntut diisi, Yesus pun meyakini perkataan Bapa dan berkata tegas kepada Iblis, “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (ay. 10).
Dalam keadaan yang lapar atau dalam keadaan membutuhkan pemenuhan terhadap sebuah kebutuhan, manusia cenderung sulit untuk tetap percaya pada firman Tuhan dan kemudian taat. Banyak seteru salib Kristus memiliki ciri khas yang sama, yaitu tidak bisa menang dan menaklukkan kebutuhan perut mereka. Kebutuhan tersebut menjadi tuan atas hidup mereka (Flp. 3:19).
Kita perlu belajar mengikuti cara hidup Yesus, suatu teladan terbaik kehidupan yang sesuai dengan kehendak Tuhan. Meskipun diimpit oleh rasa lapar, dirongrong oleh pemenuhan kebutuhankebutuhan, Dia tetap memercayai perkataan Bapa-Nya. Ada tertulis!—GIE
UNTUK MENJADI TAAT, BELAJARLAH DARI CARA YESUS MENANGANI
PENCOBAAN DI PADANG GURUN
Anda diberkati melalui Renungan Harian?
Jadilah berkat dengan mendukung pelayanan kami.
Rek. Renungan Harian BCA No. 456 500 8880 a.n. Yayasan Gloria